Example floating
Example floating
BeritaPariwisata

Bupati Fauzi Setuju Kerapan Sapi Betina Masuk Kalender Even Sumenep

×

Bupati Fauzi Setuju Kerapan Sapi Betina Masuk Kalender Even Sumenep

Sebarkan artikel ini
Bupati Sumenep Dr. H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH, MH. (istimewa).

SUMENEP, diluartv.id- Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menyambut baik usulan tradisi Kerapan Sapi betina khas Pulau Giliraja masuk dalam kalender even Sumenep di tahun 2026. Hal ini disampaikan Bupati Fauzi menyoal belum masuknya Kerapan Sapi betina di agenda pariwisata tahunan Sumenep tahun 2025.

“Karena belum ada yang mengusulkan. Jadi seharusnya tradisi khas Pulau Giliraja ini memang masuk dalam kalender even Sumenep. Segera diusulkan saja oleh perwakilan paguyuban dan komunitas Kerapan Sapi Betina,” kata Bupati Fauzi, Jumat (12/9/2025).

Lebih lanjut Politisi PDI Perjuangan ini memandang jika tradisi turun temurun warga Pulau Giliraja itu masuk kalender even, akan mendatangkan sejumlah keuntungan.

“Disbudporapar Sumenep akan senang dengan even tambahan ini. Pemerintah juga akan hadir dalam mempromosikan even ini. Insyaallah jumlah kunjungan ke Pulau Giliraja juga akan bertambah dengan promosi ini. Sehingga harapannya impact ekonomi juga akan ada,” imbuhnya.

Terpisah, Tokoh Pemuda Pulau Giliraja Syaiful Puja menyambut baik respon Bupati Fauzi ini. Menurutnya, para sesepuh Pulau Giliraja nantinya akan berembuk untuk segera mendaftarkan Kerapan Sapi betina ke dalam kalender even Sumenep 2026.

“Terima Kasih untuk Bupati Fauzi. Ini memang menjadi harapan kami sebagai warga Pulau Giliraja. Insyaallah, dengan bergandengan tangan, masyarakat dan pemerintah dapat lebih memaksimalkan potensi wisata di setiap daerah Sumenep, baik di daratan dan Kepulauan,” kata Syaiful Puja, Jumat (12/9/2025).

Karapan sapi betina merupakan budaya yang terus dikembangkan dan dipelihara oleh masyarakat Gili Raja, Kecamatan Giligenting, Sumenep. Bahkan dijadikan hiburan pada peringatan tertentu, terutama saat pancaroba atau transisi dari musim kemarau ke penghujan.

Karapan sapi betina di Pulau Giliraja adalah kebudayaan yang diyakini sudah turun temurun dari nenek moyang. Sejak awal, aktivitas kerapan sapi betina itu juga berfungsi sebagai traktor tradisional, membajak lahan agar di musim tanam tanahnya menjadi subur.

Keunikannya, karapan sapi betina itu menggunakan alat pembajak (nanggala), jokinya ada di belakang tetapi tidak menunggangi, dia ikut berlari di belakangnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *